Ekonom Soal Danantara: Risiko Transparansi hingga Dampaknya ke APBN
JAKARTA,quickq最新版 DISWAY.ID --Kendati dibentuk sebagai badan optimalisasi aset Badan Usaha Milik Negara (BUMN), serta untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi ketergantungan terhadap utang luar negeri dalam membiayai pembangunan ke depan, sejumlah Pengamat Ekonomi juga turut kembali memperingatkan sejumlah risiko yang menunggu Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Menurut Pengamat hukum dan pembangunan, Hardjuno Wiwoho, salah satu risiko yang harus diwaspadai oleh Danantara adalah pengawasan ekonomi.
Dalam hal ini, dirinya mencontohkan skandal Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) 1998, dimana terjadinya penyalahgunaan yang dilakukan kepada dana Pemerintah sebesar Rp 144,5 triliun, yang sebelumnya diberikan sebagai bantuan kepada bank-bank yang terdampak krisis.
BACA JUGA:Pengamat: Penahanan Hasto Kristiyanto oleh KPK Bisa Memperburuk Hubungan Megawati dan Prabowo
BACA JUGA:Program 'Remaja Bernegara' NasDem Diapresiasi UGM: Bekal Agar Handal Berpolitik
"Skenario serupa bisa saja terjadi. Pengalaman itu menunjukkan dampak besar dari lemahnya pengawasan ekonomi," ujar Hardjuno kepada awak media di Jakarta, pada Kamis 20 Februari 2025.
Menurut Ekonom Senior dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad, hal ini tentunya merupakan situasi yang sangat berisiko.
Oleh karena itulah, dirinya menambahkan bahwa harus ada langkah antisipasi dari pihak Danantara ini sendiri untuk menurunkan risiko adanya kegagalan.
"Karena itu kalau ada antisipasi, misalnya ada badan pengawas, ada orang-orang yang kredibel, mantan KPK, mantan PPK, atau PPKP, ya. Transparansi dan kontabilitas melalui report yang terbuka dan sebagainya itu perlu dilakukan," ucap Tauhid.
BACA JUGA:Instruksi Megawati Ampuh, Jumlah Kehadiran Magelang Retreat Berkurang: 47 Kepala Daerah Absen Tanpa Kabar!
BACA JUGA:Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi, Maruarar: Silahkan Saja, Negara Ini Negara Hukum
Sementara itu menurut Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Esther Sri Astuti, dirinya juga menyoroti beban fiskal Indonesia yang semakin mengkhawatirkan akibat hutang yang semakin menumpuk. Menurutnya, pembentukkan Danantara justru malah menambah beban APBN.
"Membentuk Badan baru membutuhkan anggaran, ini yang bisa bikin boros. Banyak juga Kementerian atau Lembaga yang baru dibentuk belum jelas alokasi anggarannya," pungkas Esther.
Sementara itu menurut Ekonom sekaligus Pakar Kebijakan Publik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, sebagai entitas baru, Danantara belum memiliki pengalaman dalam mengelola dana investasi besar.
- 1
- 2
- »
下一篇:Checkout Lebih Aman, Visa Dorong Pengembangan E
相关文章:
- Simak Tata Tertib Peserta Ujian SKTT PPPK Kemenag 2024, Jangan Diabaikan!
- Mal Jakarta Mau Dibuka, Guys! Jangan Seperti Orang Kesurupan
- Ketum PPP Belum Bisa Dihubungi Sejak Pagi, Benarkah Ditangkap KPK?
- KPU Sebut Jawa Barat, Aceh dan Riau jadi Provinsi Terbanyak Menerima Bakal Calon DPD
- Menanti Kerupuk Jadi Camilan Kaya Gizi buat Masyarakat, Memang Bisa?
- Catat, Ini 5 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan saat Makan Manggis
- PDI Perjuangan Lepas Ratusan Pemudik Kereta Api Kertajaya
- Naik Bus Tingkat Atap Terbuka Susuri Malam Jakarta, Tiketnya Rp50 Ribu
- Hampir Semua Anak di Indonesia Kekurangan Kalsium dan Vitamin D
- Investor Butuh Kepastian, Bursa Asia Nantikan Data Ekonomi Terbaru
相关推荐:
- Aduh! Kemendiktisaintek Pastikan Tukin Dosen 2020
- Tiga Jenazah Terduga Teroris Poso Berhasil Dievakuasi
- 3 Alternatif Garam Dapur yang Lebih Menyehatkan, Kaya Nutrisi
- Surat Terbuka Rommy: Saya Dijebak
- 7 Camilan Berprotein Tinggi, Tak Perlu Takut BB Naik saat Diet
- Benar! Ketum PPP Ditangkap, Ini Penjelasan Ketua KPK
- Jakarta, Bandung dan Surabaya Masuk 50 Destinasi Kuliner Terbaik Dunia
- 7 Cara Mudah Menurunkan Gula Darah Secara Alami
- Kemenkes Pangkas Biaya Operasional 50 Persen, Apa Saja yang Terdampak?
- Berikan Contoh Israel dan Korsel, Ini Alasan Ridwan Kamil Masih Ogah Buka Sekolah
- Kota Ini Paling Bahagia di Dunia, tapi Namanya Kurang Familiar
- Said Abdullah: PDIP Dukung PPN 12 Persen untuk Program Makan Bergizi Gratis
- Libur Sekolah Ramadan Tetap Belajar di Rumah, Ini Penjelasan Wamendikdasmen untuk Siswa non
- Catat! Daftar Jurusan Sepi Peminat SNBP 2025 di UI dan UNJ, Ada Jenjang D3 hingga S1
- Komunal Dorong Masyarakat Lebih Cerdas Dalam Berinvestasi Lewat Satu Aplikasi
- Gubernur Kalsel Muncul H
- Pilot Turkish Airlines Meninggal Dunia saat Terbang
- Gandeng UMKM, Panca Tobacco Luncurkan 22 Varian Rokok Murah
- Makan 5 Buah Ini Bisa Bikin Kamu Bahagia, Mood Naik Terus
- Pramugari Saran ke Penumpang: Jangan Naik Pesawat Pakai Celana Pendek